Kamis, 26 November 2015

Bab IV laporan aktualisasi diklat prajabatan 2015

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.        Hasil Aktualisasi
1.       KEGIATAN 1
Melakukan triase, triase saya lakukan pada hari rabu, 15 juli 2015, selama saya bertugas di ruang triase ada 4 pasien yang datang ke ruang IGD adapun langkah-langkah melakukan triase sesui SOP rumah sakit jantung dan pembuluh darah harapan kita adalah :
a.       Ucapkan salam saat pasien dan keluarga tiba di IGD
b.      Petugas triase segera melakukan pencatatan tanggal dan jam pasien tiba, cara pasien tiba di rumah sakit, asal masuk dan jenis kasus
c.       Petugas triase melakukan penilaian visual kesadaran, kemampuan nafas, pola nafas, dan melakukan palpasi / raba pulsasi atau denyut nadi pasien
d.      Petugas triase menentukan dan memberikan tanda klasifikasi pasien
ð  Death of arrifel ( DOA ) : tidak sadar, tidak bernafas, tidak ada denyut nadi
( warna hitam )
ð  Resusitasi : tidak sadar, nafas tidak adekuat atau tidak bernafas, kualitas nadi lemah atau tidak ada nadi ( warna biru )
ð  Gawat  darurat  : sadar atau kesadaran menurun, mengalami distress pernafasan, dengan nadi yang tidak adekuat ( warna merah )
ð  Gawat tidak darurat : sadar, nafas normal dengan nadi teraba lemah ( warna kuning )
ð  Tidak gawat tidak darurat : sadar, nafas normal, nadi teraba kuat (warna hijau)
ð  Petugas triase menilai apakah pasien yang termasuk kategori sadar apakah mengalami rasa nyeri serta memastikan lokasi nyeri
e.      Petugas triase menentukan prioritas triase segera laporkan kepada dokter jaga IGD dan pasien di masukan ke ruangan sesuai dengan prioritas triase
f.        Apabila ada pasien yang datang bersamaan maka pasien dengan kondisi resusitasi akan di tangani terlebih dahulu dari kategori lainya
g.       Dokter melanjutkan seconderi survey
Aktualisasi nilai ASN dalam melakukan triase di Instalasi Gawat Darurat
a.       Pasien ke 1
Pasien I ( Ny. Winarsih  tgl lahir 23 desember 1959 no MR 2014380257
Pasien datang jam 08.30 dalam kondisi tidak sadar  dengan cepat dan tepat lakukan kebersihan tangan (komitmen mutu) dengan teliti (akuntabilitas) dan tidak semena-mena (nasionalisme) melakukan cek kasadaran, pasien tidak sadar dan nafas tidak adekuat.
Dengan  berani (anti korupsi) memberi tahu kepada perawat jaga IGD dan dokter (etika public)  ada pasien cardiac ares,  dengan tanggap dan cepat (komitmen mutu) membawa pasien ke ruang resusitasi, dengan cermat (akuntabilitas) melakukan cek nadi. Nadi tidak teraba dengan sigap (komitmen mutu)  melakukan resusitasi. Dengan teliti melihat gambaran EKG (akuntabilitas) gambaran EKG ventrikel Vibrilasi dengan cepat dan tepat (komitmen mutu) melakukan Defibrilasi dengan 200 joul (anti korupsi) , dengan cepat (komitmen mutu) melakukan RJP selama 2 menit (anti korupsi),dengan bekerja sama (etika public) dengan perawat lain memasang IV line dan mengambil sampel darah, melakukan baggin
Dengan cermat (komitmen mutu) menilai kembali gambaran EKG, gambaran EKG VF dengan Cepat melakukan Defibrilasi 200 joul (anti korupsi), dengan cepat melakukan RJP dan dengan teliti (akuntabilitas) memberikan terapi adrenalin 1 mg (anti korupsi). Setelah 2 menit (antikorupsi) menilai kembali gambaran EKG dengan teliti(akuntabilitas), gambaran EKG VF dengan cepat (komitmen mutu) memberikan Defibrilasi 200 joul (antikorupsi), dengan cepat melanjutkan RJP, dengan teliti (akuntabilitas) memberikan terapi amiodaron 300 mg (antikorupsi) Intra vena secara berlahan (Nasionalisme). Setelah 2 menit menilai kembali gambaran EKG, gambaran masih VF, memberikan Defibrilator 200 joul, dengan kerja keras (anti korupsi)  melakukan RJP selama 2 menit.
Dengan teliti (akuntabilitas)  memberikan adrenalin 1 mg (anti korupsi), dengan cermat mengevaluasi kembali gambaran EKG, irama sinus dengan cermat (akuntabilitas) melakukan pengecekan nadi, nadi tidak teraba dengan cepat melakukan RJP, dengan teliti (akuntabilitas) memberikan adrenalin 1 mg, setelah 2 menit menilai kembali gambaran EKG, gambaran EKG sinus ritem dengan cermat (akuntabilitas) melakukan pengecekan nadi. Nadi teraba dengan cermat saya menyiapkan persiapan alat secara efektif dan efesien (komitmen mutu) yang akan di gunakan untuk intubasi secara,  intubasi berhasil di lakukan, dengan teliti (akuntabilitas) saya menilai keakuratan intubasi dengan memperhatikan pengembangan dada, saya tidak semena-mena dalam memplester ETT secara berlahan dan kuat dan  Dengan cermat (akuntabilitas) menghubungkan dengan ventilator.
Dengan cermat (akuntabilitas) mengobservasi hemodinamik,tekanan darah, nadi dan saturasi oksigen. Kemudian saya menyiapkan peralatan untuk pemasangan Vena dalam, cateter urun dan NGT secara efektif (komitmen mutu)  Setelah hemodinamik stabil saya bekerja sama (komitmen mutu) dengan perawat lain mengantarkan pasien ke ruang ICVCU pada jam 10.45.
b.      Pasien  ke 2
Ny. Magdalena ( 2006212731) tanggal lahir 11-10-1952
Pasien datang di antar oleh keluarganya dengan menggunakan kursi roda, dengan sopan (etika public) dan empati (senyum, salam dan sapa) (komitmen mutu) saya melakukan pengkajian dengan cermat (akuntabilitas) menanyakan keluhan pasien, mendengarkan dengan hormat apa yang di sampaikan oleh pasien (nasionalisme) pasien mengatakan pingsan beberapa jam yang lalu, dengan cermat melakukan kebersihan tangan (komitmen mutu) untuk mencegah infeksi silang sebelum melakukan pengukuran tanda vital,  mengukur tanda-tanda vital secara teliti (akuntabilitas) hasil dari pengukuran tanda vital  Bp 220/ 80 mmHg, HR 34 x/mnt RR 20 X/mnt nadi lambat irama regular kemudian saya mendokumentasikan ke dalam format secara jujur (anti korupsi), setelah itu dengan sopan (etika public) saya menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran. Dengan cepat dan tepat saya membawa pasien ke ruang warna merah (komitmen mutu).dengan cepat saya memberitahukan kepada dr jaga IGD adanya pasien baru untuk di lanjutkan ke secondary survey.
c.       Pasien ke 3
Tn. Zainal Arifin (2015391275) tanggal lahir 25 maret 1977
Pasien datang di antar oleh keluarganya dengancara berjalan, dengan sopan (etika public) dan empati (senyum, salam dan sapa) (komitmen mutu) saya melakukan pengkajian dengan cermat (akuntabilitas ) menanyakan keluhan pasien, mendengarkan dengan hormat apa yang di sampaikan oleh pasien (nasionalisme) pasien mengatakan dada berdebar-debar sejak 1 hari yang lalu, dengan cermat melakukan kebersihan tangan (komitmen mutu) untuk mencegah infeksi silang sebelum melakukan pengukuran tanda vital,  mengukur tanda-tanda vital secara teliti (akuntabilitas) hasil dari pengukuran tanda vital  Bp 110/80 mmHg, Hr 125  x/mnt RR 20 X/mnt nadi teraba kuat, cepat dan irama iregular kemudian saya mendokumentasikan ke dalam format secara jujur (anti korupsi ), setelah itu dengan sopan (etika public) saya menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran. Dengan cepat dan tepat saya membawa pasien ke ruang warna kuning (komitmen mutu ) . dengan cepat saya memberitahukan kepada dr jaga IGD adanya pasien baru untuk di lanjutkan ke secondary survey
d.      Pasien ke 4
Ny. Rosmania 2015391288 tanggal lahir 15 agustus 1938
Pasien datang di antar oleh keluarganya dengan menggunakan kursi roda, dengan sopan (etika public) dan empati (senyum, salam dan sapa) (komitmen mutu) saya melakukan pengkajian dengan cermat (akuntabilitas) menanyakan keluhan pasien, mendengarkan dengan hormat apa yang di sampaikan oleh pasien (nasionalisme) pasien mengatakan pusing sudah 2 jam yang lalu, dengan cermat melakukan kebersihan tangan (komitmen mutu) untuk mencegah infeksi silang sebelum melakukan pengukuran tanda vital, mengukur tanda-tanda vital secara teliti (akuntabilitas) hasil dari pengukuran tanda vital  Bp 120/ 80 mmHg, HR 40 x/mnt RR 20 X/mnt nadi lambat irama regular kemudian saya mendokumentasikan ke dalam format secara jujur (anti korupsi), setelah itu dengan sopan (etika public)saya menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran. Dengan cepat dan tepat saya membawa pasien ke ruang warna merah (komitmen mutu) . dengan cepat saya memberitahukan kepada dr jaga IGD adanya pasien baru untuk di lanjutkan ke secondary survey.

2.       KEGIATAN 2
Menerima pasien baru (assesmen awal , kegiatan ini saya lakukan di unit Intalasi gawat Darurat (IGD) pada tanggal 06 – 25 juli 2015.selama melakukan kegiatan tersebut dalam waktu 14 hari terdapat 62 pasien yang saya lakukan,  Adapun langkah-langkah geatan ini sesuai dengan SOP yang berlaku di RS PJNHK adalah :
a.         Lakukan kebersihan tangan sebelum kontak dengan pasien
b.         Assesmen awal keperawatan di IGD dilakukan pada pasien baru masuk IGD setelah di lakukan Triase
c.          Hasil assesmen awal keperawatan di IGD di informasikan kepada pasien atau keluarga.
d.         Sebagai bukti informasi assesmen awal keperawatan di tuliskan pada formulir assesmen keperawatan IGD
e.         Tuliskan nama dan tanda tangan perawat yang melakukan assesmen awal keperawatan
f.          Perawat yang melakuakn asesmen awal keperawatan menuliskan :
è Tanggal di lakukan pengkajian
è Nama dan tanda tangan
g.         Lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan pasien

Adapun pelaksanaan aktualisasi nilai nilai ANEKA dalam menerima pasien baru di Unit Instalasi Gawat Darurat adalah :
Pasien datang ke ruang IGD, sebelum kontak dengan pasien saya melakukan kebersihan tangan dengan cermat (akuntabilitas) untuk menghindari infeksi nosokomial.dengan melakukan kebersihan tangan saya peduli dan bertanggung jawab (akuntabilitas) terhadap kebersihan diri yang akan berdampak langsung kepada pasien.
Dengan empati  (senyum yang ramah dan sopan santun ) saya mengucapkan  salam kepada pasien dan menanyakan apa keluhanya sehingga masuk ke IGD (etika public) saya mendengarkan dan menghormati serta menghargai (Nasionalisme) dan saya peduli (anti korupsi) setiap apa yang di ungkapkan oleh pasien mengenai keluhan dan kondisinya. saya secara cepat dan tepat  (Komitmen mutu) serta cermat (akuntabilitas) menempatkan pasien sesuai dengan tingkat kegawatanya.
Setelah melakukan pengkajian awal saya menginformasikan kepada pasien dan keluarga secara sopan (etika public) dan jelas (komitmen mutu) Mengenai tindakan yang akan di lakukan selanjutnya, saya menghormati (nasionalisme) setiap keputusan yang di ambil oleh pasien/keluarga  
Selanjutnya saya mencatat pengkajian keperawatan awal secara jujur (anti korupsi) sesuai dengan hasil pengkajian dan menuliskan secara jelas (komitmen mutu) pada formulir assesmen awal keperawatan Gawat darurat.  Setelah melakukan pengkajian awal saya membubuhi tanda tangan dan nama jelas pada formulir pengkajian (komitmen mutu)

3.       KEGIATAN 3
Menerima konsultasi kasus kegawat daruratan kardiovaskular, kegiatan ini saya lakukan di Unit SPGDT dari tanggal 06 – 25 juli 2015, selama melakukan kegiatan tersebut terdapat 15 konsultasi dari berbagai rumah sakit yang berada di JABODETABEK ( di antaranya dari RS triadipa, RS sari asih Ciputat,  RS sari asih tangerang, RS atmajaya, RS Pelni, RS Mitra Keluarga dan RS lainya ) pelaksanaan penerimaan konsultasi saya lakukan sesuai dengan SOP yang berlaku di RS PJNHK, adapun SOPnya adalah :
a.       Tempat pelayanan kesehatan ( RS, Puskesmas, klinik ) segera melakukan perekaman EKG 12 lead, pada pasien dengan dugaan Sindrom Koroner Akut
b.      Tempat pelayananan kesehatan tersebut menghubungi 119/call center DKI atau ke call center IGD RS Jantung Harapan Kita ,dan mengirimkan hasil perekaman melalui email, fax atau Whasap
c.       Petugas call center menerima telp dan menginterprestasikan EKG
d.      Petugas call center mengkonsultasikan hasil perekaman EKG
e.      Petugas call center menjelaskan diagnosis dan pilihan terapi yang akan di berikan pada pasien ska untuk di lakukan PPCI bila onset <12 jam
f.        Petugas call center menjelaskan terapi awal Sindrom Koroner Akut
g.       Petugas call center menjelaskan bila keluarga /pasien acc untuk di lakukan PPCI segera di lakukan rujukan
Dalam melakukan kegiatan menerima konsultasi saya menerapkan nilai ANEKA, adapun langkah kegiatannya sebagai berikut:
Saya mengangkat telepon dan dengan sopan dan santun (etika public) saya mengucapkan salam dan memperkenalkan diri dengan jelas sesuai standar yang berlaku (komitmen mutu) kemudian saya menanyakan  adakah yang bisa di bantu dengan sopan dan santun?, bila alasan menelefon rencana merujuk pasien dengan kegawatan kardiovaskuler saya melakukan pengkajian secara cepat/trase via telpon  (komitmen mutu) keadaan umum pasien beserta keluha nyeri dada dan kapan terjadinya. Bila keluhan mengarah ke MCI akut saya sarankan dengan hormat (nasionalisme) kepada petugas yang menelefon untuk segera melakukan pengiriman data-data (resume dan EKG  sesuai standar)  secara cepat (komitmen mutu). Saya   Informasikan secara tepat (anti korupsi) nomer fax/ Washap untuk pengiriman data tersebut.
Bila data – data terutama EKG sudah di terima baik melalui fax/WA saya segera melihat gambaran EKG secara teliti  dan cermat (akuntabilitas), saya menganalisa gambaran EKG tersebut, bila EKG ada gambaran ST ELEVASI  dengan cepat (komitmen mutu) saya melakukan koordinasi (etika public) dengan Dokter penanggung jawab atau dokter IGD mengenai  rujukan tersebut. Saya mengInformasikan secara jelas (komitmen mutu) mengenai kondisi pasien dan onset terjadinya nyeri, bila keputusan untuk di lakukan PPCI terhadap pasien tersebut  saya melakukan koordinasi (etika public) dengan leader IGD mengenai rujukan pasien yang akan di lakukan PPCI.
Dengan cepat (komitmen mutu) saya menghubungi rumah sakit perujuk untuk tindakan yang akan di lakukan pada pasien tersebut.  dengan hormat (Nasionalisme)  saya meminta pihak rumah sakit untuk menjelaskan tindakan PPCI yang akan di lakukan terhadap pasien dan membuat inform consent  terhadap pasien dan keluarga untuk tindakan tersebut. Dengan tidak membeda-bedakan (Nasionalisme) saya menanyakan jaminan pasien tersebut, bila BPJS saya menanyakan apakah kartunya sudah ada dan aktif? Bila kartu sudah ada saya menginformasikan secara jujur (anti korupsi) biaya untuk tindakan tersebut adalah gratis/ di jamin BPJS. Bila jaminan pribadi saya menganjurkan pihak keluarga menanyakan biaya kepada kasir (anti korupsi)
Bila pasien/keluarga setuju dengan tindakan tersebut  saya menginformasikan dengan jelas (komitmen mutu) terapi awal yang harus di berikan, saya menganjurkan dengan hormat (nasionalisme) kepada dokter perujuk untuk memberikan terapi aspilet 320 mg dan plavik 600 mg kepada pasien (anti korupsi) sesuai dengan standar pelayanan medic yang berlaku di PJNHK  dan menganjurkan dengan cepat untuk segera merujuk pasien tersebut (komitmen mutu)
4.       KEGIATAN 4
Menyiapkan pasien yang akan di lakukan PPCI Menyiapkan pasien yang akan di lakukan PPCI, kegiatan ini saya lakukan di Unit  IGD dari tanggal 06 juli sampai 25 juli 2015, selama melakukan kegiatan tersebut terdapat 15 pasien yang akan di lakukan tindakan PPCI, langkah –langkah yang saya lakukan sesuai dengan SOP yang ada, adapun langkah – langkahnya adalah :
a.       Beritahu pasien dan kelg tentang kepastian rencana PPCI
è Cek ulang persiapan administrasi meliputi
è Surat ijin tindakan  yang sudah di tandatangi oleh dokter, perawat dan keluarga
è Slip biaya
è Clinical pathway
è Status pasien
è Terapi list
b.      Cek hasil pemeriksaan penunjang
c.       Lakukan persiapan fisik
d.      Puasa : beritahu kepada pasien untuk tidak makan padat segera setelah diputuskan akan di lakukan PPCI
e.      Cukur daerah inguinal dan lengan bagian bawah 
f.        Pastikan gelang pasien terpasang
g.       Pasang IV line pada lengan kiri
h.      Ukur status hemodinamik pasien
i.         Yakinkan obat-obatan double antiplatelet telah di berikan
j.        Hubungi kembali petugas ruangan katetrisasi
Penerapan aktualisasi nilai ANEKA dalam melakukan kegiatan menyiapkan pasien yang akan di lakukan tindakan PPCI adalah sebagai berikut :
Saya dengan empati (komitmen mutu) memberitahu pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan di lakukan, kemudian saya dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) melakukan pengecekan ulang mengenai SIT yang sudah di tandatangi oleh dokter,perawat dan keluarga, slip biaya, clinical patway status pasien dan terapi lis pasien. Setelah administrasi lengkap kemudian saya dengan sopan dan santun (etika public) menginformasikan kepada pasien untuk berpuasa terlebih dahulu (tidak makan makanan padat ) saya juga menginformasikan hal tersebut kepada keluarga dengan jelas (komitmen mutu).
Saya melakukan kebersihan tangan dengan cermat (akuntabilitas) selanjutnya dengan tidak semena-mena dan menghormati (Nasionalisme) privasi pasien saya melakukan pencukuran di daerah ingunal dan lengan bagian bawah bila terdapat bulu, selanjutnya saya memasanga Condom cateter secara berhati hati (etika public).
Setelah itu saya memastikan pemasangan gelang pasien secara tepat (anti korupsi ) dan memastikan dengan teliti (akuntabilitas) pemasangan IV line berada di sebelah kiri, selama tindakan tersebut saya peduli (anti korupsi) terhadap keluhan pasien. Kemudian saya melakukan pemantauan hemodinamik dengan cermat (akuntabilitas) dan mendokumentasikanya secara jujur (anti korupsi) lalu saya memberikan terapi awal aspilet 320 mg dan plavik 600 mg (anti korupsi) sebelum tindakan PPCI di lakukan. Setelah itu saya dengan cermat (komitmen mutu) melakukan kebersihan tangan.
Setelah persiapan di lakukan kemudian saya dengan cepat (komitmen mutu) menghubungi ruang cateterisasi untuk memastikan ketersediaan ruangan, bila pasien sudah dapat di kirim ke ruangan cateterisasi dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) saya mengantarkan pasien dengan cepat ke ruang cateterisasi (komitmen mutu)
5.       KEGIATAN 5
Melakukan perekaman EKG
Kegiatan ini saya lakukan di unit IGD sejak tanggal 06 -25 juli 2015, adapun pasien yang datang dan di lakukanperekaman EKG oleh saya terdapat 62 pasien, pelaksanaan kegiatan ini saya lakukan sesuai dengan standard dan prosedur yang ada, adapun SOP nya adalah :
a.       Persiapan alat
b.      Persiapan pasien dengan jelaskan maksud dan tujuan di lakukan perekaman EKG
c.       Cuci tangan
d.      Jaga privasi pasien
e.      Baringkan pasien dengan tenang
f.        Bersihkan dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki
g.       Pasang ke empat electrode ekstremitas
h.      Dada di beri  jeli dan pasang elekktrode prekrodial
i.         Buat kalibrasi
j.        Rekam setiap  lead 3 – 4 beat
k.       Interprestasi hasil perekaman
l.         Tulis nama pasien, umur tanggal dan jam perekaman
m.    Rapihkan alat
n.      Cuci tangan
o.      Dokumentasi
 Dalam melakukan kegiatan perekaman EKG saya menerapkan nilai ANEKA dalam setiap langkahnya, adapun kegiatatanya adalah :
Saya melakukan kebersihan tangan secara cermat (akuntabilitas) sebelum melakukan tindakan, secara efektif (komitmen mutu) saya menyiapkan alat yang akan di gunakan untuk melakukan perekaman EKG, kemudian saya menjelaskan dengan dengan sopan dan santun (etika public) maksud dan tujuan di lakukan perekaman EKG, setelah itu secara cermat (akuntabilitas) saya melakukan cuci tangan, saya menutup scerem untuk tetap menjaga privasi pasien (Nasionalisme) kemudian saya membaringkan pasien dan memberikan posisi senyaman mungkin kepada pasien dan peduli (anti korupsi) setiap keluhan yang di rasakan pasien dan saya menganjurkan kepada pasien untuk tenang.
Dengan tidak semena-mena (nasionalisme) saya membersihkan dada dan kedua pergelangan tangan dan kaki pasien dengan jeli seefesien (komitmen mutu) mungkin.setelah itu dengan hati-hati saya memasang electrode ekstremitas, kemudian secara efesien (komitmen mutu) saya memberikan jeli dan memasang electrode prekordial, setelah electrode terpasang saya memastikan gambaran pada EKG tidak artefak dan dapat di baca (komitmen mutu), kemudian saya membuat kalibrasi dan merekam 3-4 beat setiap lead dengan tepat (anti korupsi).
Dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) saya menginterpretasikan hasil perekaman EKG secara tepat (komitmen mutu) , bila ada kelainan dengan cepat (komitmen mutu) saya melaporkan kepada dokter jaga IGD, kemudian saya menuliskan nama pasien,umur, tanggal dan jam perekaman dan nama perekam secara jujur (anti korupsi). Setelah selesai perekaman dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) saya merapihkan kembali alat yang di gunakan, kemudian saya melakukan cici tangan dengan cermat (akuntabilitas) dan mendokumentasikan tindakan tersebut secara tepat (komitmen mutu)
6.       KEGIATAN 6
Melakukan pemasangan infus intra vena ferifer
Kegiatan ini saya lakukan di unit IGD dari tanggal 06 – 25 juli 2015, saya melakukan pada 44 pasien sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien, tindakan ini saya lakukan berdasarkan standard yang berlaku, adapun SOP untuk melakukan pemasangan infuse intra vena adalah :
a.       Yakinkan pasien memerlukan memerlukan pemasangan infus intra vena dengan cara mengecek program dokter.
b.      Persiapan alat
c.       Cuci tangan
d.      Identifikasi pasien
e.      Jelaskan kepada pasien prosedur yang akan di lakukan
f.        Gantungkan botol yang sudah di siapkan setinggi 1 m
g.       Pasang alas di bawah tempat pemasangan infuse
h.      Letakan ujung slang infuse yang tertutup  jarum di trolly, gunting plester sesuai kebutuhan
i.         Pilih jarum kateter yang tepat dan benar
j.        Buka transparan dressing
k.       Lakukan kebersihan tangan
l.         Periksa vena pasien yang cocok untuk di tusuk
m.    Cukur rambut bila perlu
n.      Ikat tourniquet 10 – 15 cm di atas tempat tusukan
o.      Periksa bagian vena yang cukup besar untuk memudahkan penususkan
p.      Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup kepalan tanganya
q.      Pilih vena yang aling tampak kuat pada waktu palpasi
r.        Pakai sarung tangan
s.       Bersikan bagian tersebut dengan antiseptic
t.        Lakukan penususkan pembuluh darah
u.      Sambungkan ujung iv kateter dengan slang infuse
v.       Lakukan fiksasi dan tutup dg transparan dressing
w.     Atur tetesan infuse sesuai program
x.       Rapihkan alat
y.       Cuci tangan
z.       Dokumentasi
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan dalam melakukan pemasangan kateter intra vena adalah 
Sebelum melakukan pemasangan infuse saya memastikan dengan cermat dan  teliti (akuntabilitas) apakah pasien memerlukan  pemasangan infus intra vena dengan cara mengecek program dokter. Setelah itu saya melakukan persiapan alat secara efektif (komitmen mutu) yang akan di gunakan dalam pemasangan infus.setelah alat siap saya melakukan cuci tangan dengan cermat dan bertanggungjawab untuk mencegah infeksi silang (akuntabilitas) baik kepasien maupun ke saya, setelah itu dengan sopan dan santun (etika public) saya menanyakan nama pasien dan tanggal lahir, ini saya lakukan dengan teliti (akuntabilitas) agar tidak terjadi kesalahan pasien. 
Setelah pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir dengan benar dan tepat (anti korupsi) sesuai dengan status pasien yang akan di lakukan pemasangan infus, saya dengan santun (etika public) menjelaskan kepada pasien prosedur yang akan di lakukan dengan sejujurnya (anti korupsi), saya menghormati (nasionalisme) bila pasien merasa keberatan di lakukan pemasangan infuse. 
Gantungkan botol yang sudah di siapkan setinggi  1 m dengan tepat (antikorupsi) dan hubungkan dengan selang infuse dan alirkan sampai udara tidak ada lagi di selang infuse , saya memperhatikan dengan teliti tidak adanya udara di selang infuse (akuntabilitas). Kemudian saya memasang alas di bawah tempat pemasangan infuse dengan tepat (komitmen mutu) dan dengan cermat (akuntabilitas) saya meletakan ujung slang infuse yang tertutup  jarum di trolly, kemudian saya menggunting plester sesuai kebutuhan /efesien (komitmen mutu), dengan tidak semena-mena (nasionaslisme) saya memilih jarum kateter yang tepat (anti korupsi) dan benar sesuai dengan keadaaan pembuluh darah pasien.
Dengan cepat (komitmen mutu) saya membuka trasnparan dressing sebelum jarum di tusukan.secara bertanggung jawab (akuntabilitas) saya melakukan cuci tangan untuk mencegah infeksi silang. Dengan teliti (akuntabilitas) saya melakukan pemeriksaan vena pasien yang tepat untuk di tusuk, bila tempat yang akan di lakukan penusukan terdapat rambut dengan tidak semena-mena (nasionalisme) saya meminta ijin untuk mencukur rambut tersebut.
Saya melakukan pengikatan dengan hati-hati ( etika public ) tourniquet 10 – 15 cm dengan tepat di atas tempat tusukan (anti korupsi)  kemudian dengan teliti (akuntabilitas) saya Periksa bagian vena yang cukup besar untuk memudahkan penususkan , kemudian saya megnajurkan dengan sopan (etika public) pasien untuk membuka dan menutup kepalan tanganya dengan terlebih dahulu memberikan contoh kepada pasien.
Kemudian saya dengan cermat (akuntabilitas) memilih vena yang aling tampak kuat pada waktu palpasi. Secar efektif saya memakai sarung tangan  kemudian saya membersikan bagian tersebut dengan antiseptic secara tepat (anti korupsi) dengan berhati-hati (nasionalisme) Lakukan penususkan pembuluh darah dengan menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam, secara cepat (komitmen mutu) saya menyambungkan ujung iv kateter dengan slang infuse kemudian saya meakukan fiksasi dan tutup dg transparan dressing secara tepat (antikorupsi)
Setelah  infus terpasang saya mengatur tetesan dengan cermat (akuntabilitas) sesuai dengan program dokter secara tepat (antikorupsi),kemudian dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) saya merapihkan alat yang sudah saya gunakan.setelah itu saya dengan cermat (akuntabilitas) saya melakukan kebersihan tangan. Kemudian saya mendokumentasikan tindakan yang saya lakukan dengan jujur (antikorupsi)
7.       KEGIATAN 7
Memberikan terapi oral pada pasien
Kegiatan memberikan terapi oral saya lakukan di unit IGD dari tanggal 06 – 25 juli 2015, kegiatan ini saya lakukan sesuai dengan prosedur dan standay yang berlaku dir S PJNHK, adapun SOP memberikan terapi oral adalah :
a.       Persiapan alat
b.      Kaji adanya alergi dan kontra indikasi pemberian obat oral
c.       Lakukan kebersihan tangan
d.      Jelaskan rencana tindakan yang akan di  lakukan kepada pasien
e.      Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum
f.        Siapkan obat sesuai program
g.       Observasi hemodinamik
h.      Lakukan identifikasi pasien
i.         Temani pasien saat minum obat
j.        Setelah selesai pasien di rapihkan dan bantu pasien pada posisi yang nyaman
k.       Cuci tangan
l.         Dokumentasikan tindakan
Adapun kegiatan yang saya lakukan dalam kegiatan memberikan terapi oral adalah 
Sebelum melakukan pemberian obat oral saya dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) melihat program dokter, obat apa yang akan di berikan dan dosisnya secara tepat (anti korupsi) kemudian secara efektif (komitmen mutu) saya menyiapkan alat yang akan di gunakan.
Dengan cermat (akuntabilitas) saya melakukan pengkajian adanya alergi obat dan kontra indikasi pemberian obat ora, kemudian saya dengan rasa tanggung jawab melakukan cuci tangan dengan cermat (akuntabilitas), sebagai perawat saya menghormati (nasionalisme) hak pasien untuk mengetahui tindakan yang akan di lakukan, dengan transparan dan jujur (antikorupsi) saya menjelaskan rencana tindakan yang akan di  lakukan dengan
Secara sopan dan santun (etika public) saya melakukan pengkajian kemampuan pasien untuk dapat minum, secara teliti (akuntabilitas) saya menyiapkan obat sesui dengan prinsip 5 benar benar pasien,benar obat,benar waktu,cara,dosisnya (anti korupsi)
Kemudian saya melakukan Observasi hemodinamik secara cermat (akuntabilitas), untuk menghindari kesalahan dengan teliti (akuntabilitas) dan penuh sopan santun (etika public) saya melakukan identifikasi dengan meminta pasien menyebutkan namanya dan tanggal lahirnya. Dengan penuh keramahan (komitmen mutu) saya menemani pasien dalam meminum obat. Setelah selesai pasien di rapihkan (komitmen mutu) dan bantu pasien pada posisi yang nyaman
Kemudian saya melakukan kebersihan tangan dengan cermat (akuntabilitas) dan melakukan pendokumentasian secara tepat dan jujur (anti korupsi)
8.       KEGIATAN 8
Memindahkan pasien ke ruang perawatan
Kegiatan ini saya lakukan di unit IGD, dalam melakukan kegiatan memindahkan pasien ke ruang perawatan saya mengikuti sesuai dengan prosedur dan standay yang berlaku, adapun SOP memindahkan pasien ke ruang erawatan yang ada di RS PJNHK adalah :
a.       Kaji program perawatan
b.      Anjurkan keluarga mengurus adminitrasi / membuat surat rawat
c.       Menganjurkan dr membuat surat pindah
d.      Mengecek program terapi dan ceklis terapi
e.      Melakukan pemesan ruangan sesuai dengan kelasnya
f.        Obeservasi hemodinamik
g.       Kaji ulang mengenai program perawatan
h.      Melakukan operan dengan ns yang akan menerima pasien
i.         Observasi ulang hemodinamik sebelum pindah
j.        Memindahkan pasien ke ruang perawatan
Langkah – langkah yang saya lakukan dalam  melakukan kegiatan memindahkan pasien ke ruang perawatan dengan menerapkan nilai ANEKA adalah :
dengan teliti (akuntabilitas) saya mengkaji program dokter mengenai rencana perawatan pasien, dengan sopan dan santun (etika public) saya menanyakan kembali rencana rawat pasien tersebut,bila pasien sudah pasti di lakukan perawatan maka saya sebagai perawat menghormati (nasionalisme) hak pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi mengenai rencana rawat pasien.
Dengan sopan dan santun (etika public) saya menjelaskan rencana rawat pasien dan ruangan yang di tuju. Kemudian dengan ramah (komitmen mutu) saya menganjurkan keluarga pasien untuk mengurus administrsi/ surat perjanjian rawat.
Dengan penuh sopan dan santun (etika public) saya menganjurkan kepada dokter untuk membuat surat pindah, kemudian secara teliti (akuntabilitas) saya melakukan pengecekan program terapi dan ceklis terapi, setelah terdapat surat perjanjian rawat dengan sopan dan santun (etika public) saya melakukan pemesanan ruangan sesuai dengan kelasnya (anti korupsi) bila ruangan ada atau tidak ada saya informasikan kepada keluarga secara jujur (anti korupsi).
Bila ruangan tersedia  saya kemudian secara cermat (akuntabilitas) melakukan Obeservasi hemodinamik dan mendokumentasikan secara jujur (anti korupsi), dengan teliti (akuntabilitas) saya mengkaji ulang mengenai program perawatan, kemudian saya secara jujur (anti korupsi) melakukan operan dengan perawat yang akan menerima pasien dengan bahasa yang santun (etika public)
Sebelum pasien di pindahkan dengan cermat (akuntabilitas) saya melakukan observasi ulang hemodinamik, bila hemodinamik stabil dengan cepat (komitmen mutu) pasien segera di pindahkan ke ruang perawatan
9.       KEGIATAN 9
Mengukur tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu dan saturasi)
Kegiatan ini saya lakukan di Unit IGD, dalam melakukan kegiatan ini saya melakukan sesuai dengan standard an prosedur yang ada  di RS PJNHK, adapun SOPnya adalah :
a.       Lakukan persiapan alat
b.      Jelaskan tindakan yang akan di lakukan
c.       Jaga privasi pasien
d.      Lakukan kebersihan tangan
e.      Posisikan pasien senyaman mungkin
f.        Lakukan pengukuran tekanan darah  jika hasilnya meragukan dapat di ulang
g.       Lakukan pengukuran nadi
h.      Lakukan pengukuran pernafasan
i.         Lakukan pengukuran suhu tubuh
j.        Rapihkan dan beri posis yang nyaman
k.       Rapihkan alat
l.         Lakukan kebersihan tangan
m.    Dokumentasikan tindakan

saya melakukan kegiatankegiatan mengukur tanda-tanda vital dan menerapkan nilai ANEKA kedalam kegiatan tersebut adapun yang saya lakukan adalah:
Saya menyiapkan alat yang akan di gunakan secara efektif dan efesien (komitmen mutu) untuk melakukan pengukuran tanda vital, saya menghormati (nasionalisme) hak pasien untuk mengetahui tindakan yang akan saya lakukan, dengan sopan dan santun (etika public) saya menjelaskan tujuan di lakukan pengukuran tanda-tanda Vital.
Dengan menghormati (Nasionalisme)  hak pasien saya menjaga privasinya dengan menutup skerem, kemudian saya secara cermat dan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) melakukan kebersihan tangan untuk mencegah infeksi silang. Kebersihan tangan saya lakukan dengan tepat dan cepat (komitmen mutu)
Saya sebagai perawat selalu memperhatikan secara cermat (akuntabilitas) Posisi  pasien senyaman mungkin, kemudian baru saya melakukan pengukuran tekanan darah,nadi, pernafasan dan saturasi  secara tepat (anti korupsi ), saya tidak membeda-bedakan (nasionalisme) pasien dalam melakukan pengukuran tanda-tanda vital.
Setelah pengukuran selesai saya merapihkan (komitmen mutu) dan menempatkan pasien pada posis yang nyaman. Kemudian dengan rasa tanggung jawab (akuntabilitas) saya merapihkan kembali peralatan yang sudah saya gunakan. 
Dengan cermat (akuntabilitas) saya melakukan kebersihan tangan secara cepat dan tepat( komitmen mutu) dan sayapun melakukan pendokumentasian hasil pengukuran tanda vital secara jujur (anti korupsi)

10.   KEGIATAN 10
Pasien di pulangkan apabila sudah ada persetujuan dari dokter yang merawat
Kegiatan ini di lakukan bila ada pasien yang akan di rencanakan untuk pulang dari  Unit IGD, dalam melakukan kegiatan ini saya mengikuti standard an prosedur yang berlaku, adapun SOP untuk memulangkan pasien dari unit IGD adalah :
a.       R2MK di lengkapi oleh dr yang merawat
b.      Buat print-out resume pasien sebanyak 3 rangkap
c.       Lakukan input billing pasien yang akan pulang
d.      Hubungi unit terkait dengan tindakan medis/alkes yang di pakai
e.      Siapkan sisa obat yang akan di bawa pulang dan pisahkan obat yang masih di minum serta obat yang dr apotik yang tidak di gunakan lagi untuk di retur ke apotik
f.        Siapkan obat sesuai dengan resep dr
g.       Periksa ulang pemakaian alkes yang belum di billing
h.      Lakukan pengecekan ulang biling pasien
i.         Closed kamar di computer di saksikan oleh kepala Ruangan /ketua regu.
j.        Serahkan 1 lembar R2MK kepada keluarga pasien untuk mengurus administrasi
k.       Terima ijin pulang
l.         Buat surat perjanjian kontrol
m.    Berikan kepada pasien/klg
è Resume pasien pulang 2 lbr
è Resume perawatan
è Rongen  foto jika ada
è Obat-obatan
n.      Berikan penjelasan kepada keluarga/pasien sesuai dengan resum
Dengan SOP tersebut saya melakukan kegiatan memulangkan pasien dengan menerapkan nilai nilai ANEKA adapun langkah-langkah yang saya lakukan adalah  Saya dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) memastikan Pasien yang akan pulangkan dengan melihat adanya persetujuan dari dokter yang merawat di dalam status pasien. Jika pasien sudah ada rencana pulang, dengan sopan dan santun (etika publik) saya meminta dokter untuk melengkapi R2MK tersebut, selanjutnya saya secara efektif dan efesien (komitmen mutu) membuat print-out resume pasien sebanyak 3 rangkap (anti korupsi)
Selanjutnya dengan jujur dan tanggung jawab (anti korupsi) saya melakukan input billing pasien yang akan pulang dan yang saya billing sesuai dengan keadaan dan pemakaian pasien tidak di lebih-lebihkan (anti korupsi).  
Saya segera dengan cepat (komitmen mutu) dengan bahasa yang sopan dan santun (etika public) menghubungi unit terkait dengan tindakan medis/alkes yang di pakai, unit farmasi dan apotik. Dengan jujur (anti korupsi) saya menyiapkan sisa obat yang akan di bawa pulang  dan dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) saya memisahkan obat yang masih di minum serta obat yang dari apotik yang tidak digunakan lagi, obat yang tidak di gunakan tersebut kemudian dengan jujur (anti korupsi) untuk di retur ke bagian apotik.
Kemudian saya menyiapkan obat sesuai dengan resep dokter dengan tepat (komitmen mutu), dengan teliti (akuntabilitas) saya periksa ulang pemakaian alkes yang belum di billing,bila sudah terbiling semua saya dengan cepat (komitmen mutu) melakukan closed kamar di computer dengan di saksikan oleh kepala ruangan/ketua regu.
Setelah kamar di closed, saya menghormati (nasionalisme) hak pasien untuk mengetahui kondisi pasien dan mengapa di perbolehkan pulang, kemudian dengan penuh rasa tanggung jawab (akuntabilitas) saya menjelaskanya. jika pasien/keluarga sudah paham dengan sopan dan santun (etika public) saya menyerahkan 1 lembar R2MK kepada keluarga pasien untuk mengurus administrasi.
Setelah pasien mengurus surat pulang sama menerima ijin pulang dan saya meletakan surat ijin pulang dengan tepat dan pada tempatnya (anti korupsi), kemudian dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) saya membuat surat perjanjian control untuk pasien, setelah di buat dengan sopan dan santun (etika public) saya menyerahkanya kepada pasien/keluarga.
Dengan jujur (anti korupsi) saya memberikan resume pasien pulang 2 lembar, resum perawatan, rongsen foto jika ada dan obat-obatan. Dan dengan empati (komitmen mutu) saya menjelaskan kepada sesuai dengan resume pulang, kemudian sopan santun (etika public) saya menganjurkan pasien untuk istirahat dan minum obat secara teratur.
11.   KEGIATAN 11
Mengambil sampel darah vena
Kegiatan ini di lakukan ketika pasien datang ke unit IGD, pengambilan sampel darah saya lakukan sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku, sesuai dengan SOP yang ada, adapun SOP untuk pengambilan sampel darah adalah :
a.       Mengkaji ulang program dokter
b.      Mempersiapkan alat
c.       Melakukan kebersihan tangan
d.      Memberikan salam teraupetik
e.      Menjelaskan prosedur tindakan yang akan di lakukan
f.        Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan 
g.       Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
h.      Memasang perlak dan alasnya
i.         Membebaskan daerah yang akan di injeksi
j.        Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
k.       Memakai hand schoon 
l.         Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) biarkan kering
m.    Mempertahankan vena pada posisi stabil
n.      Memegang spuit dengan sudut 30 derajat  
o.      Menusuk vena dengan kemiringan 30, dan lubang jarum     menghadap keatas
p.      Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit, ambil darah  sesuai kebutuhan
q.      Membuka tourniquet
r.        Memasukkan darah secara perlahan
s.       Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
t.        Menutup daerah tusukan dengan “plester luka”
u.      Memasukkan darah kedalam botol specimen 
v.       Merapikan pasien
w.     Melakukan kebersihan tangan
x.       Dokumentasikan

 Sesuai SOP yang ada dalam melakukan pengambilan sampel darah vena saya menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan tersebut, adapun langkah – langkah yang saya lakukan adalah :
Dengan cermat dan teliti (akuntabilitas) saya melakukan pengkajian ulang program dokter,  kemudian dengan sopan dan santun (etika public) laboratorium apa saja yang akan di periksa, dengan tidak berlebihan (anti korupsi) saya meceklis pemeriksaan leb yang akan di lakukan.
Setelah itu saya mempersiapkan alat dengan efektif dan efesien (komitmen mutu),keudian saya melakukan cuci tangan dengan cermat dan penuh rasa tanggung jawab (akuntabilitas) sesuai dengan 6 langkah cuci tangan secara tepat (anti korupsi).
Dengan sopan dan santun saya ucapkan salam (etika public) dengan penuh empati (komitmen mutu) saya menghormati hak pasien (nasionalisme) untuk mengetahui tindakan yang akan di lakukan, dengan jujur dan transparan (anti korupsi) saya menjelaskan prosedur yang akan saya lakukan. Saya tidak semena-mena (Nasionalisme) dalam melakukan tindakan ini, maka saya menanyakan kepada pasien apakah sudah siap untuk di lakukan pengambilan sampel darah? Saya menghormati (nasionalisme) segala keputusan pasien.
Jika pasien sudah siap, dengan sopan dan santun (etika public) saya mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal secara tepat (anti korupsi), kemudian saya memasang perlak dan alasnya secara tepat (anti korupsi), setelah itu saya meletakan tourniquet 5 cm proksimal yang akan di tusuk dengan tepat (anti korupsi) selanjutnya dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) saya memakai hand schoon 
Saya membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam ke luar) secara efektif dan efesien, dan membiarkan kering, kemudian saya tetap mempertahankan vena pada posisi stabil
Dan saya memegang spuit dengan sudut 30 derajat secara tepat (anti korupsi) dan dengan hati-hati (nasionalisme) dan peduli (anti korupsi) terhadap keluhan pasien, saya menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam kemudian saya menusukan Vena dengan kemiringan jarum 30 dan lubang jarum tepat (anti korupsi) menghadap ke atas.    
Saya melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit, ambil darah  sesuai kebutuhan tidak berlebihan (anti korupsi) dengan cepat (komitmen mutu) saya Membuka tourniquet dan dengan penuh empati (komitmen mutu) saya melepaskan jarum dan meplester area penusukan dengan cepat (komitmen mutu).
Selanjutnya dengan cepat (komitmen mutu) saya memasukan darah kedalam tabung secar berha-hati (nasionalisme) untuk mencegah hemolis. Setelah itu dengan penuh tanggung jawab (akuntabilitas) saya merapihkan pasien dan merapihkan alat yang sudah saya gunakan. Saya melakukan cuci tangan secara cermat dan dengan jujur (anti korupsi) saya melakukan pendokumentasian secara benar. Dengan cepat (komitmen mutu ) saya segera mengirim sampel darah yang sudah saya ambil ke laboratorium .

12.   KEGIATAN 12
Pemberian terapi oksigen
Kegiatan ini saya lakukan di ruang IGD PJNHK, selama melakukan kegiatan ini saya mengikuti standard an prosedur yang ada, adapun SOP yang berlaku di RS PJNHK adalah :
a.       Pastikan pasien memerlukan terapi oksigen
b.      Konsultasikan dengan dr jaga oksigen yang akan di gunakan
c.       Persiapan alat
d.      Sumber oksigen
1)      Humidifier dan flowmeter
2)      slang oksigen
3)      Kateter nasal/sungkup muka  sederhana/NRM/RM
e.      Lakukan kebersihan tangan
f.        Jelaskan prosedur yang akan di lakukan dan tunjukan kepada pasien/kelg  alat yang akan di pasang
g.       Isi humidifier dengan air steril dan hubungkan kedalam selang oksigen
h.      Atur flow meter sesuai kebutuhan
i.         Lihat gelembung yang mengalir di dalam tabung humidifier
j.        Jelaskan kepada pasien agar alat nasal/mask/NRM/RM tetap terpasang
k.       Rapihkan pasien dan alat
l.         Lakukan kebersihan tangan
m.    Dokumentasikan
n.      Saya sebagai perawat dengan cermat (akuntabilitas) memastikan apakah pasien memerlukan terapi oksigen, dengan sopan dan santun(etika public) saya mengkonsultasikan dengan dr jaga oksigen yang akan di gunakan. Secara efektif dan efesien (komitmen mutu) saya menyiapkan alat sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan (anti korupsi)
Dalam melakukan pemberian terapi oksigen saya mengikut SOP untuk menerapkan nilai-nilai ANEKA, langkah-langkah yang saya lakukan adalah 
Dengan cermat dan tanggung jawab (akuntabilitas)  saya melakukan kebersihan tangan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial, kemudian dengan menghormati (nasionalisme) hak pasien untuk mendapatkan informasi saya menjelaskan dengan jelas (anti korupsi) tindakan yang akan saya lakukan dan alat yang akan di pasang. 
Saya mengatur flow meter sesuai kebutuhan dengan tepat (anti korupsi) dan saya memperhatikan dengan teliti (akuntabilitas) aliran yang mengalir dan melihat gelembung yang mengalir dari tabung humidifier.
Saya dengan sopan dan santun (etika public) saya menjelaskan agar alat tetap terpasang. Kemudian secara bertanggung jawab (akuntabilitas) saya merapihkan alat yang sudah di gunakan. Kemudian saya melakukan cuci tangan dengan cermat (akuntabilitas) dan mendokumentasikan secara jujur (anti korupsi)
B.        PEMBAHASAN
1.       Kendala
Selama mengaktualisasikan  nilai – nilai ANEKA di Rumah sakit Jantung Dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta pada Tanggal 06 – 25 juli 2015 dengan 12 kegiatan yang saya lakukan di antaranya melakukan Triase, Menerima pasien baru, Menerima konsultasi kasus kegawat daruratan kardiovaskular, Menyiapkan pasien yang akan di lakukan PPCI, Melakukan perekaman EKG, Melakukan pemasangan kateter intra vena ferifer, Memberikan terapi oral pada pasien, Memindahkan pasien ke ruangan, Mengukur tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu dan saturasi), Menyiapkan pasien pulang dan Mengambil sampel darah vena untuk pemeriksaan laboratorium. Saya menemui berapa kendala dalam menerapkan nilai ANEKA pada kegiatan tersebut, hal ini di karenakan adanya beberapa hal diantaranya :
a.       Ketika kondisi ruangan IGD Over load
Ada beberapa nilai yang tidak dapat di lakukan pada saat melakukan kegiatan terutama saat melakukan perekaman EKG,  pengambilan sampel darah vena, pemasangan  kateter intra vena (infuse) nilai tersebut diantaranya menjaga privasi, menghormati hak pasien untuk mendaptkan tempat yang memadai.
Tindakan yang saya lakukan saat terjadi kondisi tersebut adalah dengan sopan dan santun menginformasikan keadaan IGD dan dengan sopan meminta maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

b.      Permasalahan jaminan pasien
Ketika pasien dengan serangan jantung akut yang di sarankan untuk tindakan PPCI  dengan jaminan pribadi, dengan biaya PPCI begitu besar. Ketika keputusan tindakan terlalu lama dan keluarga menolak untuk di lakukan tindakan PPCI, nilai yang tidak dapat saya lakukan adalah tidak membeda-bedakan (nasionalisme), seharusnya setiap pasien dengan MCI Akut harus di lakukan tindakan PPCI tetapi pada pasien tersebut tidak dapat di lakukan karena masalah biaya, tindakan yang saya lakukan adalah dengan empati saya menganjurkan keluarga pasien untuk membuat BPJS atau katau kartu Jakarta sehat.

2.       Dukungan
Dalam melakukan penerapan Nilai-nilai ANEKA di unit IGD dan SPGDT ada beberapa dukungan sehingga saya dapat menerapkan nilai tersebut diantaranya adalah :
a.       Dukungan dari kepala unit dan kepala ruangan yang selalu memotivasi saya untuk menerapkan nilai ANEKA
b.      Sarana dan prasarana komunikasi yang sangat memadai sehingga dalam proses penerimaan rujukan dengan kasus kegawatdaruratan jantung bias berlangsung dengan cepat .
c.       Adanya jaminan BPJS/askes/kartu Jakarta sehat/kartu miskin sehingga dalam tindakan PPCI atau perawatan tidak di pungut biaya sama sekali
d.      Kerjasama yang baik antara petugas medis, laboratorium, farmasi, petugas dan medical record




Tidak ada komentar:

Posting Komentar